
Demam Naik Turun: Berikut Penyebab dan Cara Penanganannya
Demam merupakan salah satu gejala umum yang sering muncul ketika tubuh berusaha melawan infeksi atau kondisi medis tertentu. Secara umum, demam dianggap sebagai respons alami tubuh terhadap infeksi, peradangan, atau gangguan lainnya. Namun, ada kalanya demam yang dialami tidak bersifat stabil, melainkan naik turun, yang dapat membuat seseorang merasa khawatir dan bingung mengenai penyebabnya. Demam yang naik turun berarti suhu tubuh tidak stabil, kadang-kadang tinggi, lalu turun kembali, dan kemudian naik lagi. Kondisi ini bisa terjadi selama beberapa jam atau hari, tergantung pada penyebab demam yang mendasarinya. Dalam artikel ini, sehat bersama akan membahas berbagai penyebab demam naik turun, dampaknya pada tubuh, serta cara penanganannya.
-
Infeksi Virus dan Bakteri
Penyebab utama demam naik turun biasanya berhubungan dengan infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Infeksi ini dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, seperti saluran pernapasan, saluran pencernaan, atau saluran kemih.
- Infeksi Saluran Pernapasan: Penyakit seperti flu, pneumonia, atau infeksi saluran pernapasan atas sering kali menyebabkan demam yang naik turun. Pada infeksi virus, demam dapat bervariasi sepanjang hari, biasanya lebih tinggi pada malam hari dan lebih rendah pada pagi hari.
- Infeksi Saluran Kemih: Infeksi pada saluran kemih juga dapat menyebabkan demam yang naik turun, disertai dengan gejala lain seperti nyeri saat buang air kecil atau sering buang air kecil.
- Infeksi Tipes (Demam Tifoidea): Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi ini sering kali ditandai dengan demam yang naik turun, terkadang mencapai suhu yang sangat tinggi pada siang hari, lalu menurun pada malam hari.
Pada infeksi seperti ini, demam yang naik turun bisa menjadi pertanda bahwa tubuh sedang berusaha melawan bakteri atau virus yang masuk.
-
Penyakit Autoimun
Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel tubuh sendiri. Beberapa penyakit autoimun dapat menyebabkan demam yang naik turun sebagai bagian dari gejala mereka. Contoh penyakit autoimun yang dapat menyebabkan demam antara lain:
- Lupus Eritematosus Sistemik (SLE): Lupus adalah penyakit autoimun yang dapat menyebabkan peradangan pada berbagai organ tubuh, termasuk kulit, ginjal, dan sendi. Salah satu gejala yang sering muncul pada penderita lupus adalah demam yang tidak stabil atau naik turun, sering kali disertai dengan rasa lelah dan nyeri sendi.
- Rheumatoid Arthritis (RA): Penyakit ini menyebabkan peradangan pada sendi dan dapat memicu demam ringan hingga sedang yang sering naik turun, terutama saat terjadi flare-up atau kekambuhan.
Demam pada penyakit autoimun biasanya terjadi bersamaan dengan gejala peradangan lainnya, seperti nyeri sendi, pembengkakan, atau ruam kulit.
-
Infeksi Malaria
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Salah satu ciri khas malaria adalah demam yang sangat tinggi, yang biasanya muncul secara siklis atau naik turun setiap 48 atau 72 jam, tergantung pada jenis parasit yang menginfeksi.
Perubahan suhu tubuh yang cepat ini terjadi akibat respons tubuh terhadap parasit yang berkembang biak di dalam darah.
-
Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis (TBC) adalah infeksi bakteri yang menyerang paru-paru, meskipun bisa juga menyerang organ lain. Salah satu gejala klasik dari TBC adalah demam yang naik turun, biasanya lebih tinggi pada sore hingga malam hari.
-
Pengaruh Obat-obatan
Beberapa obat-obatan dapat menyebabkan reaksi demam sebagai efek samping. Reaksi demam ini dapat terjadi akibat reaksi hipersensitivitas terhadap obat, yang sering kali mempengaruhi suhu tubuh dan menyebabkan demam yang tidak stabil.
Selain itu, penggunaan obat imunosupresan yang menurunkan fungsi sistem kekebalan tubuh juga bisa memicu demam pada beberapa individu. Obat-obatan ini menyebabkan tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi, yang pada gilirannya dapat menyebabkan demam yang naik turun sebagai respons tubuh terhadap infeksi tersebut.
-
Gangguan Endokrin
Beberapa gangguan hormon atau gangguan pada kelenjar endokrin juga dapat mempengaruhi suhu tubuh dan menyebabkan demam naik turun. Salah satunya adalah penyakit tiroid, seperti hipertiroidisme dan hipotiroidisme.
- Hipertiroidisme: Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah berlebihan, yang meningkatkan metabolisme tubuh dan dapat menyebabkan demam ringan yang naik turun, terutama saat aktivitas fisik atau stres.
- Hipotiroidisme: Sebaliknya, hipotiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid terlalu sedikit, yang dapat menyebabkan tubuh merasa lebih dingin dan terkadang mengalami fluktuasi suhu tubuh, termasuk demam yang naik turun.
Gangguan hormon ini memengaruhi berbagai fungsi tubuh, termasuk regulasi suhu, yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh yang tidak terduga.
-
Kanker
Beberapa jenis kanker, terutama yang berhubungan dengan sistem limfatik atau darah, seperti limfoma atau leukemia, dapat menyebabkan demam yang naik turun. Pada kanker, demam biasanya terjadi sebagai respons tubuh terhadap proses peradangan atau pembentukan tumor. Demam ini seringkali menjadi salah satu gejala awal yang mengindikasikan adanya kanker dalam tubuh.
-
Fase Penyembuhan Pasca Operasi atau Cedera
Setelah menjalani operasi atau cedera besar, tubuh sering mengalami peradangan sebagai bagian dari proses penyembuhan. Pada fase ini, demam bisa naik turun seiring dengan respon tubuh terhadap proses penyembuhan yang sedang berlangsung. Demam ini biasanya tidak berlangsung lama dan akan berkurang seiring waktu ketika tubuh semakin pulih.
Penanganan Demam Naik Turun
Penanganan demam naik turun tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Untuk penyakit autoimun, pengobatan biasanya melibatkan penggunaan obat imunomodulator untuk menekan sistem kekebalan tubuh yang berlebihan. Di samping itu, menjaga hidrasi tubuh dengan cukup cairan serta istirahat yang cukup sangat penting untuk membantu tubuh melawan infeksi.